
Di dalam dunia bisnis tentu
membutuhkan dana atau lebih dikenal dengan modal. Modal bermanfaat untuk
perusahaan supaya bias menjalankan roda perusahaan baik dari sisi produksi,
distribusi, penjualan, pemasaran, dan sebagainya. Biasanya modal perusahaan
bersumber dari tidak sedikit faktor yaitu, dari deviden penjualan periode
sebelumnya, uang individu dari pemimpin perusahaan (CEO), dan atau duit yang
berasal dari investor atau pemodal.
Salah satu sumber modal terbesar
dari ketiga sumber di atas ialah dari pemodal. Mereka adalahsalah satu
stockholder di dalam badan direksi perusahaan yang menyerahkan sumber daya
modal dalam jumlah tertentu. Sebagai feedback dari perusahaan, pemodal bakal
mendapatkan saham atau stock yang jumlahnya tergantung dari jumlah modal yang
diserahkan oleh investor. Semakin besar dana ventura yang diserahkan kepada
perusahaan, maka bakal semakin besar pula stock yang akan diperoleh oleh
investor. Begitu pula sebaliknya.
Dalam prosesnya, pembagian stock
yang nantinya bakal menjadi keuntungan untuk pemodal diberikan oleh perusahaan
sesuai peraturan dan hasil penjualan yang didapatkan dari satu periode
tertentu. Perusahaan memiliki keharusan untuk mengadukan dan membaginya untuk
para pemodal di akhir dari periode lewat “Rapat Umum Pemegang Saham” (RUPS).
Berikut ialah contoh kecil
bagaimana peran investor di dalam bagan organisasi perusahaan dan bagaimana
teknik membagi kepemilikan dengan mereka. Si A dan B membuka usaha rental mobil.
Mereka berdua setiap mengeluarkan modal sebesar 100 juta rupiah. Setelah
berjalan sejumlah waktu, ternyata mereka menemukan pemodal yang bercita-cita
untuk menyerahkan modal di usaha mereka. Pemodal tersebut ialah C, yang
menyerahkan modal usaha sebesar 300 juta rupiah.
Jika ditotal, maka jumlah
investasi dari usaha rental mobil tersebut ialah sebesar 500 juta rupiah,
dengan kepemilikan perusahaan yang bisa dibgai sebagai berikut:
Si A mempunyai 20% kepemilikan
perusahaan (100 juta/500 juta)
Si B mempunyai 20% kepemilikan
perusahaan (100 juta/500 juta)
Si C mempunyai 60% kepemilikan
perusahaan (300 juta/500 juta)
Ketiga stockholder ini
menciptakan kesepakatan bahwa A dan B sebagai teman kerja aktif (pelaksana dari
seluruh pekerjaan operasional perusahaan) bakal mendapatkan gaji sebesar lima
juta rupiah per bulan. Sedangkan C sebagai teman kerja pasif (hanya sebagai
pemodal saja dan tidak ikut terjun langsung dalam operasional perusahaan) tidak
menemukan gaji bulanan. Pada akhir periode, usaha rental mobil yang didirikan
mereka mendapat keuntungan bersih
sebesar 500 juta rupiah, maka pembagian deviden dan deviden | laba untuk
investor bakal menjadi laksana berikut:
Keuntungan sebesar 500 juta
rupiah
Invetasi tahun depan sebesar 300
juta rupiah
Biaya operasional sebesar 100
juta rupiah
Dan deviden | laba sebesar 100
juta rupiah
Poin ke-empat, yaitu deviden |
laba akan dipecah kepada pengelola dan pemodal cocok persenan kepemilikan atas
perusahaan. Pembagiannya di akhir periode menjadi:
Deviden guna A sebesar 20% x 100
juta rupiah = 20 juta rupiah
Deviden guna B sebesar 20% x 100
juta rupiah = 20 juta rupiah
Deviden guna investor C sebesar
60% x 100 juta rupiah = 60 juta rupiah
Ilustrasi di atas merupakan
cerminan bagaimana deviden | laba dibagikan untuk pengelola dan pemodal.
Dalam membagi sisa deviden yang
berbentuk deviden, perusahaan bisa mengaplikasikan sejumlah tips pembagian
saham dengan investor, supaya keuntungan kamu menjadi lebih gampang didata dan
terorganisir. Sehingga nantinya, akan terbuat efektivitas dan efisiensi dengan
rumus tertentu.
Analisa jumlah modal
Seperti ilustrasi di atas, jumlah
modal yang diserahkan akan paling menilai stock yang akan diperoleh oleh
seorang pemodal. Contoh di atas merupakan misal sederhana. Ketika perusahaan
semakin perumahan dan pemodal semakin banyak, maka kamu sebagai empunya
perusahaan mesti dapat menganalisa modal ventura yang diserahkan oleh
stockholderdan mengerjakan kalkulasi yang tepat. Lakukan double-check supaya
penghitungan kamu semakin valid dan tepat.
Analisa kebijakan-kebijakan tambahan
Jumlah deviden | laba yang
ditentukan pada akhir periode pun menilai bagaimana sisa deviden akan
diserahkan nantinya. Seperti ilustrasi di atas, ada kepandaian bahwa deviden
bersih mayoritas akan dianggarkan untuk investasi di tahun berikutnya, serta
alokasi untuk ongkos operasional. Kebijakan-kebijakan alokasi deviden di akhir
periode bakal menilai sisa deviden | laba dan porsi yang akan diperoleh oleh
setiap stockholder.
0 Komentar